Jumat, 03 April 2020

Tes Saring dan Tes Diagnostik

 HEMATOLOGI III

(Tes Saring dan Tes Diagnostik)


NAMA : NUR SYAFAH SAMAL

NIM : 18 3145 353 071

KELAS : 2018 B



PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

FAKULTAS FARMASI, TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN INFORMATIKA

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2020






TES SARING

(Tes Darah Rutin)


1. Pemeriksaan Hemoglobin Metode Sahli

a. Pra Analitik

1) Persiapan Pasien

Tidak ada persiapan khusus


2) Persiapan Sampel

Tidak ada persiapan khusus


3) Prinsip Tes

Hemoglobin darah diubah menjadi hematin asam dengan bantuan HCl, 

kemudian kadar dari asam hematin diukur dengan membandingkan warna yang 

terjadi dengan warna standart dengan mata.


4) Alat dan Bahan

a) Alat

 Tabung sahli

 Standart sahli

 Pipet sahli

 Batang pengaduk.


b) Bahan

 Larutan HCl 0,1 N

 Aquadest

 Tissue

 Lancet

 Kapas alkohol 70%.


b. Analitik

1) Cara Kerja

a) Diisi tabung haemometer sahli dengan larutan HCl 0,1 N sampai tanda 2

b) Dilakukan pengambilan darah kapiler pada jari pasien

c) Dihisap darah kapiler dengan pipet sahli sampai tepat tanda 20 μl

d) Dihapus kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan kertas 

tissue seara hati-hati, jangab sampai darah dari dalam pipet berkurang

e) Dimasukkan darah tadi kedalam tabung sahli yang berisi larutan HCl tadi 

tanpa menimbulkan gelembung udara

f) Dibilas pipet sebelum diangkat dengan cara menghisap dan mengeluarkan 

HCl dari dalam pipet secara berulang-ulang sebanyak 3 kali

g) Ditunggu selama 5 menit untuk pembentukan hematin asam

h) Hematin asam yang terjadi diencerkan dengan aquadest setetes demi 

setetes sambil diaduk dengan pengaduk sampai didapat warna yang sama 

dengan warna standart

i) Dibaca kadar hemoglobin dengan melihat pada miniskus bawah larutan


c. Pasca Analitik

Nilai Rujukan :

Laki-laki : 12-14 gr%

Perempuan : 13-16 gr%

Balita : 9-15 gr%

Bayi : 10-17 gr%

Wanita hamil : 10-15 gr%

Anak-anak : 11-16 gr%

Neonatus : 14-27 gr%


2. Pemeriksaan Hematokrit

a. Pra Analitik

1) Persiapan Pasien

Tidak ada persiapan khusus


2) Persiapan Sampel

Tidak ada persiapan khusus


3) Prinsip Tes

Darah dengan antikoagulan dalam tabung kapiler yang disentrifus dan volume 

dari prc dan presentase yang whole blood ditentukan dari sebuah grafik 

(Hematokrit reader) 


4) Alat dan Bahan

a) Alat

 Sentrifus hematokrit

 Hematokrit reader

b) Bahan

 Darah kapiler

 Lanset

 Pipet kapiler

 Kapas alkohol 70% 

 Dempul.


b. Analitik

1) Cara Kerja

a) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

b) Dilakukan pengambilan darah kapiler pada jari pasien dengan 

menggunakan lanse streril

c) Dihisap darah pada tabung mikro kapiler yang khusus dibuat untuk 

penetapan mikro hemtokrit dengan darah.

d) Ditutup salah satu ujung tabung dengan dempul

e) Dimasukkan tabung kapiler itu kedala sentrifus khusus dengan kecepatan 

16000 

rpm selama 3-5 menit

f) Dibaca hasil hematocrit dengan menggunakan alat hematocrit reader



c. Pasca Analitik

Nilai Rujukan :

Laki-laki : 40-48%

Perempuan : 37-43%

Wanita hamil :30-46%

Anak-anak : 31-45%

Balita : 35-44%

Bayi : 29-54%

Neonatus : 40-68%



3. Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit

a. Pra Analitik

1) Persiapan Pasien

Tidak ada persiapan khusus


2) Persiapan Sampel

Tidak ada persiapan khusus


3) Prinsip Tes

Darah diencerkan menggunakan larutan Turk kemudian dihitung menggunakan 

bilik hitung Imptoved Neubauer dengan bantuan mikroskop dalam 4 kotak 

besar. Jumlah sel leukosit dihitung dengan menggunakan faktor perhitungan 

yang telah ditentukan.


4) Alat dan Bahan

a) Alat

 Mikroskop

 Pipet thoma

 Tabung reaksi

 Mikropipet

 Kamar hitung Improved Neubauer

b) Bahan

 Sampel darah vena/kapiler

 Deck glass

 Larutan Turk

 Blue tip

 Yellow tip


b. Analitik

1) Cara Kerja

Metode Pipet Thoma

a) Dipipet darah menggunakan pipet thoma sampai tepat pada angka 0,5

b) Dibersihkan sisa darah yang menempel pada ujung pipet menggunakan 

tissue

c) Dipipet larutan turk dengan pipet thomat sampai angka 11

d) Dilepas selang penghisap dan tutup kedua ujung pipet thoma menggunakan 

jari tangan

e) Dihomogenkan larutan dalam pipet dengan cara mengocok secara perlahan 

pipet beberapa kali

f) Didiamkan pipet kurang lebih 3 menit agar sel leukosit terwarnai

g) Dibuang larutan 3-4 tetes sebelum memasukkannya kedalam improved 

neubauer

Metode Tabung

a) Sipipet 200 μl larutan turk kedalam tabung reaksi

b) Ditambahkan darah sebanyak 10 μl dan homogenkan

c) Didiamkan selam akurang lebih 3 menit agar sel leukosit terwarnai

Mengisi Kamar Hitung Improved Neubauer

a) Sibersihkan kamar hitung dengan tissue

b) Dipasang deck glass pada kamar hitung

c) Diletakkan pipet thoma untuk metode pipet thoma dan pipet tetes untu 

metode tabung pada bagian tepi kaca penutup

d) Diteteskan campuran turk dan darah secara perlahan

e) Biarkan larutan tersebut mengalir dengan gaya kapilaritasnya sampai 

memenuhi bagian dari kamar hitung

f) Diamkan beberapa menit agar sel mengendap

Pembacaan

a) Diposisikan meja mikroskop pada posisi paling rendah dan tutup 

kondensor

b) Diletakkan kamar hitung pada meja mikroskop

c) Gunakan perbesaran 40x10 (40 lensa objektid dan 10 lensa okuler) untuk 

menghitung jumlah leukosit

d) Sel leukosit dihitung pada 4 kotak besar ada bagian pojok kamar hitung


c. Pasca Analitik

Nilai Rujukan :

L/P = 4.000-10.000 per mm3



4. Pemeriksaan Laju Endap Darah

a. Pra Analitik

1) Persiapan Pasien

Tidak ada persiapan khusus


2) Persiapan Sampel

Tidak ada persiapan khusus


3) Prinsip Tes

Kecepatan endap darah atau laju endap darah adalah mengukur kecepatan 

sedimentasi sel eritrosit di dalam plasma. Satuannya mm/jam. Proses 

pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan 

darah ke dalam tabung khusus selama satu jam. Makin banyak sel darah merah 

yang mengendap maka makin tinggi laju endap darahnya.


4) Alat dan Bahan

a) Alat

 Tabung reaksi

 Pipet westergreen

 Rak westergreen.

b) Bahan

 Sampel darah vena

 Larutan Natrium Citrat 3,8%.


b. Analitik

1) Cara Kerja

a) Dipipet Natrium Citrat 3,8% sebanyak 0,4 ml dan dimasukkan kedalam 

tabung reaksi

b) Dipipet darah sebanyak 1,6 ml dan homogenkan dengan larutan Natrium 

Citrat 3,8%

c) Dipipet larutan tersebut menggunakan pipet westergreen sampai angka 0

d) Diletakkan pipet westergreen pad arak westergreen dengan posisi tegak 

lurus dan posisikan skala angka pada pipet menghadap ke depan untuk 

memudahkan pembacaan hasil


c. Pasca Analitik

Nilai Rujukan :

Laki-laki : 0-10 mm/jam

Perempuan : 0-15 mm/jam



5. Pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit

a. Pra Analitik

1) Persiapan Pasien

Tidak ada persiapan khusus


2) Persiapan Sampel

Tidak ada persiapan khusus


3) Prinsip Tes

Setetes darah dibuat apusan ditas objeck glass lalu diwarnai dengan giemsa 

kemudian diperiksa dibawah mikroskop dan dihitung dalam 100 jenis sel 

leukosit, jumlah jenis sel leukosit dinyatakan dalam persen (%).


4) Alat dan Bahan

a) Alat

 Mikroskop

 Objeck glass

 Kaca pendorong (spreader)

 Pipet tetes

 Rak pewarna

b) Bahan

 Sampel darah

 Giemsa stock

 Methanol absolute

 Minyak Imersi


b. Analitik

1) Cara Kerja

Membuat Apusan Darah

a) Siapkan objeck glass yang bersih dan kering

b) Teteskan darah pada bagian ujung kanan

c) Terik mundur spreader sampai menyentuh tetesan darah, membentuk sudut 

25-30 derajat

d) Dorong spreader kearah kiri

e) Apusan yang bagus berbentuk seperti lidah kucing, halus dan rata dengan 

ujung apusan tidak pecah/robek

f) Keringkan apusan

Pewarnaan

a) Fiksasi apusan dengan metahanol absolute selama 2-3 menit

b) Genangi dengan pewarna giemsa yang sudah diencerkan (1 bagian giemsa 

stock dengan 9 bagian aquadest) selama 10-15 menit

c) Buang zat warna dan bilas pada air mengalir

d) Keringkan


Pembacaan

a) Letakkan apusan pada meja benda mikroskop

b) Atur pencahayaan sesuai dengan perbesaran yang digunakan

c) Periksa dengan menggunakan perbesaran 100x10 (objektif 100x dan okuler 

10x) dengan bantuan oil imersi atau 40x10 (objektif 40x dan okuler 10x)

d) Hitung jenis leukosi dalam 100 jenis sel

e) Laporkan hasil dengan satuan persen (%)


c. Pasca Analitik

Nilai Rujukan :

Eosinophil : 1-3%

Basofil : 0-1%

N. Batang : 2-6%

N. Segmen : 50-70%

Limfosit : 20-40%

Monosit : 2-8%



6. Pemeriksaan Hitung Jumlah Eritrosit

a. Pra Analitik

1) Persiapan Pasien

Tidak ada persiapan khusus


2) Persiapan Sampel

Tidak ada persiapan khusus


3) Prinsip Tes

Darah diencerkan dengan larutan Hayem kemudian dibaca menggunakan 

kamar hitung improved neubauer dibawah mikroskop dengan perbesaran 40x10 

(40 lensa objektf dan 10 lensa okuler) dalam 5 kotak sedang bagian tengah


4) Alat dan Bahan

a) Alat

 Mikroskop

 Pipet thoma

 Mikropipet

 Kamar hitung improved neubauer

 Pipet tetes

 Tabung reaksi.

b) Bahan

 Sampel darah vena

 Larutan hayem

 Tissue

 Deck glass

 Blue tip

 Yellow tip


b. Analitik

1) Cara Kerja

Metode Pipet Thoma

a) Dipipet darah menggunakan pipet thoma sampai tepat pada angka 0,5

b) Dibersihkan sisa darah yang menempel pada ujung pipet menggunakan 

tissue

c) Dipipet larutan hayem dengan pipet thoma sampai angka 101

d) Dilepas selang penghisap dan tutup kedua ujung pipet thoma menggunakan 

jari tangan

e) Dihomogenkan larutan dalam pipet dengan cara mengocok secara perlahan 

pipet beberapa kali

f) Didiamkan pipet kurang lebih 3 menit agar sel eritrosit terwarnai

g) Dibuang larutan 3-4 tetes sebelum memasukkannya kedalam improved 

neubauer


Metode Tabung

a) Sipipet 200 μl larutan hayem kedalam tabung reaksi

b) Ditambahkan darah sebanyak 10 μl dan homogenkan

c) Didiamkan selam akurang lebih 3 menit agar sel eritrosit terwarnai

Mengisi Kamar Hitung Improved Neubauer

a) Dibersihkan kamar hitung dengan tissue

b) Dipasang deck glass pada kamar hitung

c) Diletakkan pipet thoma untuk metode pipet thoma dan pipet tetes untu 

metode tabung pada bagian tepi kaca penutup

d) Diteteskan campuran hayem dan darah secara perlahan

e) Biarkan larutan tersebut mengalir dengan gaya kapilaritasnya sampai 

memenuhi bagian dari kamar hitung

f) Diamkan beberapa menit agar sel mengendap


Pembacaan

a) Diposisikan meja mikroskop pada posisi paling rendah dan tutup 

kondensor

b) Diletakkan kamar hitung pada meja mikroskop

c) Gunakan perbesaran 40x10 untuk menghitung jumlah eritrosit

d) Sel eritrosit dihitung pada 5 kotak sedang.


c. Pasca Analitik

Nilai Rujukan :

Laki-laki : 4,5-5,5 juta/mm3

Perempuan : 4-5 juta/mm3



7. Pemeriksaan Hitung Jumlah Trombosit

a. Pra Analitik

1) Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus


2) Perispan sampel

Tidak ada persiapan khusus


3) Prinsip tes

Darah diencerkan dengan larutan yang mengandung Brilliant Cresyl Blue yang 

akan mengecat trombosit menjadi berwarna gak biru muda. Kemudian 

trombositnya dihitung dengan menggunakan kamar hitung.


4) Alat dan bahan

a) Alat

 Haemocytometer

 Mikroskop

 Cawan petri

 Gelas kimia

 Pipet tetes

 Rak tabung

 Tourniquet

b) Bahan 

 Darah vena

 Larutan rees ecker

 Tabung EDTA

 Spoit 3 cc

 Alkohol 70%

 Plester

 Kapas

 Tissue 


b. Analitik

a) Cara kerja

b) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

c) Diambil darah vena dengan spoit 3 cc

d) Dihisap larutan rees ecker kedalam pipet eritrosit sampai garis tanda 1 dan buang 

lagi cairan itu

e) Dihisap darah sampai tanda 0,5 dan larutan rees ecker sampai tanda 101. 

Segeralah kocok secara horizontal selama 3 menit

f) Diambil kamar hitung improved neubauer yang bersih, letakkan kamar hitung 

ini dengan kaca penutup terpasang mendatar diatasnya

g) Dikocok kembali pipet yang diisi tadi kemudian buanglah 4-5 tetes pertama dan 

segera sentuhkan ujung pipet dengan sudut 30 derajat pada permukaan kamar 

hitung dan menyinggung pinggir kaca penutup, biarkan kamar hitung terisi 

secara perlahan dengan sendirinya

h) Diinkubasi kamar hitung yang terisi tadi didalam cawan petri selama 10 menit 

agar sel trombosit dapat mengendap

Dihitung jumlah trombosit dibawah mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 

40x dan hitung pada 5 bidang sedang

A

c. Pasca Analitik

Nilai Rujukan :

P/L = 150.000 – 450.000 /μl darah




Tes Diagnostik

1. Tes Apusan Darah Tepi

a. Pra Analitik

1) Persiapan Pasien

Tidak ada persiapan khusus


2) Persiapan Sampel

Tidak ada persiapan khusus


3) Prinsip Tes

Suatu apusan tipis dibuat dengan meletakkan setes (kecil saja) darah pada kaca 

objek, diratakan sedemikian sehingga terbentuk apusan yang tipis (hanya 

selapis), selanjutnya apusan darah tipis tersebut dipulas dengan pewarna 

giemsa.


4) Alat dan Bahan

a) Alat

 Mikroskop

 Objeck glass

 Kaca pendorong (spreader)

 Pipet tetes

 Rak pewarna

 Timer

b) Bahan

 Sampel darah

 Giemsa stock

 Methanol absolute

 Minyak Imersi


b. Analitik

1) Cara Kerja

Pembuatan Apusan

a) Pegang ujung jari tangan pasien dan sentuhkan sedikit pada salah satu 

ujung kaca objek, darah yang diperlukan cukup setetes saja, kira-kira 

dengan diameter 4 mm (Gbr 9.65)

b) Gunakan satu tangan untuk ,e,egang kac aobjek, sementara tangan satunya 

memegang keca-pengapus yang diposisikan tepat didepan tetesan darah 

pada kaca objek (Gbr 9.66)

c) Geser mundur kaca pengapus tersebut hingga menyentuh tetesan darah 

(Gbr 9.67)

d) Biarkan darah menyebar di sepanjang tepi kaca pengapus (Gbr 9.68)

e) Geser kaca pengapus sampai ujung kaca objek, lakukan dalam satu gerakan 

mantap (Gbr 9.69) tetesan darah harus sudah habis sebelum mencapai 

ujung kaca objek). Penggeseran ini harus dilakukan lebih cepat sewaktu 

membuat apusan darah pasien dengan anemia

f) Apusan yang bagus akan tampak seperti pada gambar 9.70 (a).

g) Keringkan apusan

Pewarnaan

a) Fiksasi apusan dengan metahanol absolute selama 2-3 menit

b) Genangi dengan pewarna giemsa yang sudah diencerkan (1 bagian giemsa 

stock dengan 9 bagian aquadest selama 10-15 menit

c) Buang zat warna dan bilas pada air mengalir

d) Keringkan



c. Pasca Analitik

Nilai Rujukan :

Apusan yang baik memiliki ciri-ciri:

 Tidak boleh terdapat garis-garis yang melewati atau berada dibawah apusan

 Ujung apusan harus halus dan rata, tidak kasar (bergerigi) dan bergaris-garis

 Apusan tidak bleh terlalu panjang

 Apusan tidak boleh terlalu tebal

 Apusan tidak boleh tampank berlubang-lubang (apusan bisa tampak 

berlubang-lubang karena kaca objek yang dipakai berminyak)

 Apusan yang bagus berbentuk seperti lidah kucing, halus dan rata dengan 

ujung apusan tidak pecah/robek


2. Tes Hitung Retikulosit

a. Pra Analitik

1) Persiapan Pasien

Tidak ada persiapan khusus


2) Persiapan Sampel

Tidak ada persiapan khusus


3) Prinsip Tes

Granula-granula yang halus pad aretikulosit dapat diwarnai dengan biru kresil. 

Apusan darah dipulas dengan pewarna ni dan sejumlah eritorsit diamati 

dibawah mikrosko. Melalui pemeriksaan mikroskopik ini, ditentukan jumlah 

retikulosit per liter darah atau proporsi retikulosit terhadap eritrosit.


4) Alat dan Bahan

a) Alat

 Mikroskop

 Kaca objek

 Kaca pengapus

 Tabung reaksi

 Rak tabung reaksi

 Corong

 Dua pipet pasteur, dengan karet pengisapnya

 Tally counter (manual)

 Pipet tetes

b) Bahan

 Sampel darah kapile/vena EDTA

 Kertas saring

 Larutan cresyl blue jenuh


b. Analitik

1) Cara Kerja

a) Masukan sedikit larutan cresyl blue kadalam tabung reaksi melalui corong 

(disaring). Dengan pipet, ambil sedikit larutan cresyl blue yang sudah 

disaring dan masukkan dua tetes pada dasar tabung reaksi yang lain (Gbr 

9.108)

b) Dengan pipet Pasteur, isap beberapa tetes darah kapiler (Gbr 9.109) atau 

bisa juga memakai darah vena, yang diberi antikoagulan dan sudah 

tercampur rata

c) Masukkan dua tetes darah kedalam tabung yang berisi larutan cresyl blue 

tadi

d) Kocok tabung pelan-pelan untuk menghomogenkan larutan yang ada 

didalamnya. Pipet setets larutan tersebut dan pindahkan ke kaca objek 

untuk membuat apusan

e) Dengan kaca pengapus, buat apusan tipis dari tetesan tersebut, kemudian 

diamkan apusan hingga kering.

f) Periksa apusan dengan objekti 100x, memakai minya imersi. Amati bagian 

ujung apusan tempat eritrosit-eritrosit terpisah satu sama lain; eritorsit akan 

tampak berwarna biru pucat. Periksa minimal 100 eritrosit, hitung dengan 

teliti jumlah eritrosit total dan jumlah retikulosit yang ditemukan di 

antaranya.


Perhitungan

Untuk menghitung konsentrasi jumlah retikulosit, kita harus terlebih dulu 

menentukan konsentrasi jumlah eritrosit total. Kalau C adalah konsentrasi 

jumlah eritrosit total dan n adalah jumlah retikulosit yang ditemukan diantara 

500 eritrosit, konsentrasi jmlah retikulosit adalah C x 2n x 109/l.


c. Pasca Analitik

Nilai Rujukan :

Tabel interpretasi hasil konsentrasi jumlah retikulosit dan fraksi jumlah 

retikulosit berdasarkan kelompok usia:




3. Tes Fe Serum dan TIBC (Total Iron Binding Capacity)
a. Pra Analitik
1) Persiapan pasien
Pasien dianjurkan untuk menghentikan terapi oral Fe minimal 12 jam sebelum 
dilakukan sampling.

2) Persipan sampel
a) Dilakukan penngambilan darah vena menggunakan tabung vakum tutup 
merah, darah yang diambil didiamkan selama 15-20 menit pada suhu 
kamar. Kemudian sampel tersebut disentrifus salama 5 menit dengan 
kecepatan 5000 rpm. Pastikan tidak ada bekuan. Pisahkan serum kewadah 
lain, dambil dengan menggunakan pipet tetes secara berhati-hati agar tidak 
tercampur dengan sel darah
b) Tabung yang digunakan disposable plastic atau jika menggunakan 
glassware harus dicuci dengan detergen, direndam dalam HCl 2 mol/L 
selama 12 jam dan selanjutnya dibilas dengan iron-free water.

3) Prinsip tes
a) SI (Serum Iron)
Besi ferro direaksikan dengan larutan kromogen akan membentuk komplek 
warna.

b) TIBC = serum iron + UIBC
Serum ditambahkan kelebihan besi (Ferri klorid). Besi yang tidak terikat 
transferrin akan diabsorbsi oleh magnesium carbonate, kemudian kadar 
besi serum diukur.

4) Alat dan bahan
a) Alat
 Tabung reaksi
 Sentrifus
 Spektrofotometer
 Pipet tetes

b) Bahan
(1) Reagen TIBC
 Basic magnesium carbonate
 Saturating solution (100 μmol Fe/L)
Tambahkan 17,7 ml deionized water, 100 μL HCl 1 mol/L, 100 
μL larutan standar. Saturating iron solution mengandung 5,6 μg 
Fe/mL, kemudian dicampur. Stabil dalam 2 bulan pada suhu 
ruangan 
(2) Reagen SI
 Protein precipitant
Dalam 45 ml HCl 1 mol/L dtambahkan 5 ml larutan trichloracetic 
acid 6,1 mol/L, kemudian ditambahkan lagi dengan 200 mg 
ascorbic acid dan campur
 Larutan kromogen
Larutkan 25 mg ferrozine dalam 100 ml sodium acetate 1,5 mol/L. 
kemudian disimpan dalam tempat gelap selama 4 minggu.
 Larutan standar 80 μmol/L
 Tambahkan 200 μL HCl 2 mol/L dalam 22,1 ml deionized 
water, dan campur. Kemudian tambahkan 100 μL larutan 
standar besi (1000 Vg Fe/mL dalam 1% HCl) dan campur. 
Stabil hingga 2 bulan pada suhu ruangan.

b. Analitik
1) Cara kerja
a) SI (Serum Iron)
(1) Disiapkan 3 tabung dengan ketentuan:
(a) Tabung 1 untuk sampel, berisi 0,5 ml serum dan 0,5 ml protein 
presipitant
(b) Tabung 2 untuk standar, berisi 0,5 ml larutan standar dan 0,5 ml 
protein presipitant
(c) Tabung 3 untuk blanko, berisi 0,5 ml iron free water dan 0,5 ml 
protein presipitant
(2) Dihomogenkan larutan dan tunggu selama 5 menit
(3) Disentrifus dengan kecepatan 13.000 g selama 4 menit
(4) Diambil supernatant dari sampel dan pindahkan ke tabung lainnya
(5) Pada ketiga tabung (sampel (supernatant), standar dan blank) masing￾masing ditambahkan 0,5 ml larutan kromogen.
(6) Dihomogenkan dan tungggu selama 10 menit
(7) Dibaca absorbans pada panjang gelombang 562 nm
(catatan : jika menggunakan plasma EDTA maka terjadi perubahan 
warna yang lambat, dan harus ditunggu selama 15 menit sebelum dikur 
absorbansinya).

b) TIBC
(1) Dimasukkan 0,5 ml serum dalam tabung dan tambahkan 0,5 ml 
saturating iron solution
(2) Dihomogenkan dan diamkan selama 15 menit pada suhu ruangan
(3) Ditambahkan100 mg magnesium carbonate kemudian dikocok
(4) Diamkan selama 30 menit (sekali-kali dikocok)
(5) Disentrigus 13.000 g selama 4 menit
(6) Diambil 0,5 supernatantnya
(7) Kemudian Diperiksan seperti pemeriksaan SI

Nilai rujukan
a) SI
: 10-30 μmol/L
Kalkulasi :
Serum iron (μmol/L) = 𝐴 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙−𝐴 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘/
𝐴 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟−𝐴 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘
𝑥 80

b) TIBC :47-70 μmol/L

c. Pasca Analitik
Interpretasi hasil
a) SI (Serum Iron)
 Normal fluktuasi lebar dan memperlihatkan variasi diural
 Tidak terpengaruh sampai cadangan besi habis
 Pada anemia kronik, penurunan SI diikuti dengan peningkatan cadangan 
besi
b) TIBC
 Penurunan TIBC dan saturasi TIBC lebih besar pada defisiensi besi karena 
penyakit sistemik dibanding pada defisiensi besi

4. Tes Coomb’s (Direct Aglutimation)

a. Pra Analitik

1) Persiapan pasien

Tidak adapersiapan khusus


2) Persipan sampel

Terlebh dahulu harus mengetahui jenis golongan darah serta Rhesus darah

pasien yang akan diperiksa


3) Prinsip tes

Anti Human Globulin (AHG) yang diperoleh dari immunized non human 

species berikatan dengan IgG atau komplemen yang bebas pada serum atau 

yang melekat pada antigen sel darah merah. Antigen yang sudah coated dengan 

antibody inn vivo + anti human globulin membentuk aglutinasi.


4) Alat dan bahan

a) Alat

 Tabung reaksi

 Beaker glass

 Sentrifus

 Pipet tetes

 Tissue

b) Bahan

 NaCl 0,9%

 Sampel darah

 Aquadest

 AHG (Anti Human Globulin)


b. Analitik

1) Cara kerja

a) Sampling darah vena 3 cc dengan antikoagulan EDTA

b) Sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit

c) Pisahkan sel bekuan dengan plasma

d) Dicuci sel sebanyak 3x dengan larutan saline

e) Disentrifuge kembali dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit
f) Lakukan sebanyak 3x pencucian
g) Membuat sel 5%, 1 tetes sel yang sudah dicuci ditambah 19 tetes saline 
0,9%
h) Dihomogenkan
i) Siapkan 2 tabung sebagai tabung 1 dan tabung AK, pada maing-masing 
tabung ditambah 1 tetes sel 5%
j) Dilakukan pencucian sel pada kedua tabung sebanyak 3xyang disentrifus 
dengan kecepatan 3000 rpm selama 2-3 menit
k) Pada tabung 1 yang telah dicuci, ditambahkan 2 tetes AHG
l) Pada tabung AK yang telah dicuci, ditambahkan 2 tetes saline
m) Disentrifuge kedua tabung dengan kecepatan 1000 rpm selama 1 menit
n) Dibuang supernatant dengan cepat
o) Diamati sel secara makroskopis dan mikroskopis
2) Nilai rujukan
Normalnya pada pemeriksaan Coomb’s Direk adalah tidak terjadi aglutinasi 
atau menimbulkan hasil negatif.

c. Pasca Analitik
Interpretasi hasil
Positif (+) : terjadi aglutinasi, yang berarti sensitasi human IgG
Negatif (-) : tidak terjadi aglutinasi

5. Tes Elektroforesis Hemoglobin
a. Pra Analitik
1) Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus yang diperlukan. Namun, jika pasien memiliki 
riwayat transfusi darah dalam 3 bulan terakhir, tingkat hemoglobin dapat diubah 
sehingga pasien perlu untu memberitahukan hal ini ke dokter.

2) Persiapan sampel
Tidak ada persiapan khusus

3) Prinsip tes
Pemisahan molekul-molekul bermuatan positif dan / atau negatif berdasarkan 
ph serta menggunakan tegangan listrik yang tinggi. Metode ini mampu 
mendeteksi hemoglobin varian dengan lebih detail berdasarkan elektroofresisi 
zona kapiler (capillary zone electrophoresis) serta tingkat presisi dan akurasi 
tinggi untuk kuantifikasi hemoglobin varian.

4) Alat dan bahan
a) Alat
 Power supply
 Gel drier
 Perangkat lunak Hellabioscan atau Densitometer
 Miropipet
b) Bahan
 Kit elekroforesis hemoglobin
 Staining-distaining baths
 tip

b. Analitik
1) Cara kerja
a) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b) Nyalakan power supply dan gel drier
c) Keluarkan agarose dari kemasannya, buka dari plastic plate dan letakkan di 
bagian belakang plate
d) Blot gel dengan strip blotter di zona aplikasi sampel. Tempatkan contoh 
template di zona aplikasi dengan hati-hati
e) Gosok template dengan jari telunjuk dengan lembut untuk menghilangkan 
gekembung udara yang terperangkap
f) Pipet 5μL setiap sampel disepanjang cela dan biarkan menyerap selama 40-
50 detik
g) Bilas hemolisis berlebih dengan strip penghapus gel
h) Keluarkan baik-baik contoh template dan strip tinta gel dan buang
i) Letakkan gel pada gel carrier
j) Isi chamber elektroforesis dengan volume buffer elektroforesis yang 
memadai
k) Tempatkan gel carier ke dalam tangki elektroforesis dengan sampel di sisi 
katoda. Jalankan selama 20 menit/ 200 volt
l) Setelah prosedur elektroforesis gel, lepaskan gel dari tanki elektroforesis, 
dan letakkan gel di gel drier
m) Setelah itu, masukkan gel ke dalam wadah gel dan warnai slama 5 menit
n) Dekolorisasi gel selama 5 menit dalam tiga rendaman larutan yang 
menyaring, selanjutnya keringkan kembali gel, bersihkan dengan baik 
bagian belakang film
o) Mengevaluasi hasil dengan Hellabioscan atau dengan densitometer

2) Nilai rujukan
Bayi : HbF : 60-90%, HbA : 10-40%
Dewasa : HbF: <1-2%, HbA2: <3,5%, HbA: >95%

c. Pasca Analitik
Interpretasi hasil
Peningkatan HbF pada individu dewasa dapat meningkat pada:
 Hereditary persisten fetal hemoglobin sintesis HbF menetap tinggi hingga 
dewasa
 B thalassemia sebagai kompensasi penurunan jumlah HbA dapat ditemukan 
pada:
a) Anemia aplastic kongenital
b) Aplastic sel darah merah kongenital
c) Leukemia mielomamonositik kronik juvenile
d) Sindroma mielodiplastik
e) Stress eritropoesis (hemolisis, perdarahan, recorvery dari gagal sumsum 
tulang akut)
f) kehamilan


6. Evaluasi Sumsum Tulang (pada tulang iliaka)
a. Pra Analitik
1) Persiapan pasien
a) Informed consent yang menjelaskan kepada pasien mengenai langkah￾langkah pemeriksaan aspirasi sumsum tulang, termasuk risiko nyeri yang 
mungkin terjadi serta memastikan tidak ada penyakit yang menjadi 
kontraindikasi pemeriksaan sumsum tulang. Sebaiknya pasien juga 
dijelaskan jika terjadi rasa tidak nyaman, sebaiknya pasien tetap berada 
pada posisitetap dengan gerakan yang minimal agar prosedur tindakan 
selesai dalam waktu singkat. Menjawab keraguan pasien dan semua 
pertanyaan dan keraguan sebelum tindakan untuk mengurangi tingkat 
kecemasan pasien
b) Melakukan pemeriksaan darah lengkap, nilai retikulosit, apusan darah tepi, 
faktor pembekuan darah seperti proyhrombin time (PT), international 
normalized ratio (INR), activated partial thromboplastin (aPTT) untuk memastikan tidak ada risiko perdarahan saat prosedur dilaksanakan. Jika 
terdapat gangguan faktor koagulasi pada pasien, sebelum tindakan aspirasi 
sumsum tulang sebaiknya diterapi terlebih dahulu. 
c) Untuk pasien yang mengkonsumsi beberapa obat yang menimbulkan efek 
anti pembekuan darah, sebaikanya dihentikan satu minggu sebelum 
prosedur dilaksanakan
d) Memastikan status imun pasien untuk menyingkirkan risiko infeksi seperti 
akibat prosedur yang dilaksanakan seperti pada Human Immunodefisiensi 
Virus (HIV), penyakit defisiensi autoimun yang bersifat bawaan seperti 
wiskott Aldrich syndrome atau pada penggunaan obat imunosupresi
e) Pastikan pasien tidak memiliki reaksi hipersensitivitas terhadap bahan 
anestesi lokal
f) Menyingkirkan beberapa risiko yang meningkatkan kerapuhan tulang 
seperti riwayat operasi pada tulang, terapi radiasi dan kemoterapi serta 
risiko terjadinya fraktur patologis seperti pada osteoporosis dan multiple 
myeloma. Riwayat menderita keganasan sebelumnya yang berisiko 
menimbulkan metastasis ke tulang. Menilai faktor yang menimbulkan 
risiko terjadinya anomaly pada komponen darah seperti status nutrisi dan 
alkoholisme

2) Persiapan sampel
Tidak ada persiapan khusus

3) Prinsip tes
Aspirat sumsum tulang dilakukan dengan memasukkan sebauh jarum melalui 
lapisan tulang luar ke aalam rongga sumsum dan menyedot getah sampel 
sumsum untuk pemeriksaan.

4) Alat dan bahan
a) Alat
 Pisau scalpel 15
 Mallet
 Jarum trocar dan kanul BMA
b) Bahan
 Antikoagulan dalam tabung EDTA (jika specimen tidak segera langsung 
dibuat dalam bentuk slide)
 Spuit 30 cc
 Spuit 5 ml atau 10 ml (untuk anestesi)
 Jarum 22 dan 25 (untuk menyuntik anestesi)
 Bahan untuk anestesi lokal (larutan buprenorphine 0,5% dan lidokain 
hidroklorida 2%)
 Handscoon
 Cairan antiseptic (povidone iodin atau klorheksidin glukonas)
 Alkohol swab
 perekat elasoplas (1, 3-5)


b. Analitik
1) Cara kerja
Praprosedural
a) Posisi pasien disiapkan dalam posisi lateral decubitus dengan tangkai atas 
berada dalam keadaan akstensi
b) Monitor tanda vital pasien, oksimetri dan keadaan sedasi jika prosedur 
dilakukan pada anak
c) Singkirkan semua pelapis dan pakaian yang menutupi sumsum tulang agar 
prosedur yang dilaksanakan tetap steril
d) Pastikan posisi pasien dalam keadaan lateral delubitus atau pronasi. Seorang 
perawat atau asisten juga dapat membantu agar pasien tetap bertahan dalam 
posisi yang sama. Untuk pasien anak dapat dibantu oleh orang tuanya
e) Menentukan lokasi aspirasi tulang dengan menandai lokasi tersebut dengan 
marker
f) Menyiapkan bahan anestesi dalam spuit untuk tindakan anestesi dengan 
larutan lidokain
g) Mengisi spuit 20 ml dengan EDTA untuk pemeriksaan sitology, jika untuk 
keperluan sitogenetika menggunakan larutan heparin
h) Tindakan asepsis dan antisepsis lokasi aspirasi menggunakan kasa steril 
yang dibasahi cairan povidone iodin 10% atau klorheksidin dengan gerakan 
memutar (sentrifugal), dimulai dari tempat yang ditandai menuju keluar 
sampai kira-kira 8-9cm
i) Memasang duk steril (1,2,5,7)

Anestesi
a) Lakukan tindakan anestesi dengan lidokain 2%. Luas area yang dioleskan 
sebaiknya berdiameter 3-4cm
b) Untuk penggunaan larutan lidokain, tindakan anestesi dilakukan dengan 
menginjeksikan 0,5 cc lidokain 1% dengan spuit 10 ml dan jarum berukuran 
25 tepat dibawah kulit (intradermal) selanjutnya dengan jarum ukuran 22 
untuk penetrasi kejaringan subkutan dan menembus periosteum. Sebelum 
menyuntikkan sebaiknya dilakukan aspirasi. Untuk pasien anak, tindakan 
anestesi dilakukan dengan anestesi umum
c) Untuk memastikan dosis anestesi sudah adekuat dapat dilakukan dengan 
menusukka jarum suntik secar aperlahan pad akulit. Jika nyeri tajam masih 
terasa dosis lidokain dapat ditambahkan

Prosedural pada Tulang Iliaka Anterior
a) Melakukan penetrasi jarum aspirasi dengan tegak lurus dan gerakan 
memutar ke kiri dan kanan kearah bawah secara lembut menembus kulit 
sampai membentur tulang dan memasukkannya menembus periosteum
b) Mencabut mandrain dan memasang spuit 20 ml
c) Melakukan aspirasi secara perlahan namun pasti. Untuk spesume yang
digunakan untunk pemeriksaan sitomorfologi dan imunophenotiping 
maksimal 5 ml
d) Cabut spoit dan biarkan jarum
e) Tetskan aspirat secukupnya ke kaca objek dan ratakan diatas kaca objek. 
Pastikan apakah terdapat partikel sumsum tulang
f) Jika specimen sudah benar, sisa aspirat dimasukkan ke dalam botol koleksi 
dan dikirim ke laboratorium
g) Memasang spuit 20 ml yang telah dibasahi heparin untuk mendapatkan 
specimen untuk pemerikaan sitogenetika
h) Lakukan tindakan aspirasi sebanyak maksimal 5 ml seperti cara sebelumnya
i) Mencabut jarum aspirasi perlahan-lahan dengan cara diputar sama seperti 
pada saat memasukkannya
j) Memberikan tekanan pada daerah aspirasi selama minimal 5 menit
k) Menutup bekas luka tusukan jarum dengan kasa steril dan plester
l) Merapikan alat dan membuang bahan medis habis pakai ke tempat sampah 
medis
m) Untuk menghilangkan rasa cemas dan meningkatkan kepercayaan pasien, 
stelah prosedur dilaksanakan kita dapat memberikan pujian terhadap kerja 
sama pasien selama tindakan
n) Specimen yang telah ada, sesegera mungkin dilakukan pewarnaan untuk 
evaluasi lanjutan. Pewarnaan yang dignakan adalah pewarnaan May￾Grunwald-Giemsa
o) Lepas handscoon dan cuci tangan

c. Pasca Analitik
Interpretasi hasil
Tabel hitung jenis sel berinti di sumsum tulang



7. Tes Kadar Asam Folat/Vitamin B12 Plasma

a. Pra Analitik

1) Persiapan pasien

Untuk kadar asam folat pasien dianjurkan puasa 12 jam. Untuk kadar vitamin 

B12 plasma tidak ada persiapan khusus


2) Persiapan sampel

Serum dan plasma heparin


3) Prinsip tes

Menggunakan derivate dari luminol dengan peroksida dan H2O2 (atau sistem 

enzimatik lainnya yang menghasilkan H2O2 seperti oksidasie glukosa atau 

uricase) ditambah penambah (turunan dari fenol, sperti piodofenol), yang 

meningkatkan emisi cahaya samapai 2.800 kali.


4) Alat dan bahan

a) Alat

 Mikropipet

 Sentrifuge

 Microplate reader set

b) Bahan

 Serum/plasma

 Tabung EDTA

 Larutan Biotin antibody

 Tip


b. Analitik

1) Cara kerja

a) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

b) Darah vena yang telah diperoleh kemudian dimasukkan kedalam tabung 

yang menggunakan EDTA

c) Untuk endapatkan plasma, darah disentrifuge selama 15 menit dengan 

kecepatan 100 x g pada suhu 2-8 derajat C dalam waktu 30 m3nit

d) Dipipet plasma dalam control sebanyak 50μL, dipipet kedalam microplate. 

Segera tambahkan well microplate masing-masing dengan 50μL larutan 

biotin antibody

e) Inkubasi selama 45 menit pada suhu 37 derajat C kemudian homogenkan 

hingga terlihat seragam

f) Setiap well dicuci 3 kali dalam wadah buffr sebanyak 350μL, lalu buang 

cairan dalam well, masing-masing well ditentukan segera dengan 

menggunakan microplate reader set pada panjang gelombang 450 nm.


c. Pasca Analitik

Nilai rujukan : 300-300 mcg/hari








Tidak ada komentar:

Posting Komentar