HEMATOLOGI III
(Tes Saring dan Tes Diagnostik)
NAMA : NUR SYAFAH SAMAL
NIM : 18 3145 353 071
KELAS : 2018 B
PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
FAKULTAS FARMASI, TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2020
TES SARING
(Tes Darah Rutin)
1. Pemeriksaan Hemoglobin Metode Sahli
a. Pra Analitik
1) Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
2) Persiapan Sampel
Tidak ada persiapan khusus
3) Prinsip Tes
Hemoglobin darah diubah menjadi hematin asam dengan bantuan HCl,
kemudian kadar dari asam hematin diukur dengan membandingkan warna yang
terjadi dengan warna standart dengan mata.
4) Alat dan Bahan
a) Alat
Tabung sahli
Standart sahli
Pipet sahli
Batang pengaduk.
b) Bahan
Larutan HCl 0,1 N
Aquadest
Tissue
Lancet
Kapas alkohol 70%.
b. Analitik
1) Cara Kerja
a) Diisi tabung haemometer sahli dengan larutan HCl 0,1 N sampai tanda 2
b) Dilakukan pengambilan darah kapiler pada jari pasien
c) Dihisap darah kapiler dengan pipet sahli sampai tepat tanda 20 μl
d) Dihapus kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan kertas
tissue seara hati-hati, jangab sampai darah dari dalam pipet berkurang
e) Dimasukkan darah tadi kedalam tabung sahli yang berisi larutan HCl tadi
tanpa menimbulkan gelembung udara
f) Dibilas pipet sebelum diangkat dengan cara menghisap dan mengeluarkan
HCl dari dalam pipet secara berulang-ulang sebanyak 3 kali
g) Ditunggu selama 5 menit untuk pembentukan hematin asam
h) Hematin asam yang terjadi diencerkan dengan aquadest setetes demi
setetes sambil diaduk dengan pengaduk sampai didapat warna yang sama
dengan warna standart
i) Dibaca kadar hemoglobin dengan melihat pada miniskus bawah larutan
c. Pasca Analitik
Nilai Rujukan :
Laki-laki : 12-14 gr%
Perempuan : 13-16 gr%
Balita : 9-15 gr%
Bayi : 10-17 gr%
Wanita hamil : 10-15 gr%
Anak-anak : 11-16 gr%
Neonatus : 14-27 gr%
2. Pemeriksaan Hematokrit
a. Pra Analitik
1) Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
2) Persiapan Sampel
Tidak ada persiapan khusus
3) Prinsip Tes
Darah dengan antikoagulan dalam tabung kapiler yang disentrifus dan volume
dari prc dan presentase yang whole blood ditentukan dari sebuah grafik
(Hematokrit reader)
4) Alat dan Bahan
a) Alat
Sentrifus hematokrit
Hematokrit reader
b) Bahan
Darah kapiler
Lanset
Pipet kapiler
Kapas alkohol 70%
Dempul.
b. Analitik
1) Cara Kerja
a) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b) Dilakukan pengambilan darah kapiler pada jari pasien dengan
menggunakan lanse streril
c) Dihisap darah pada tabung mikro kapiler yang khusus dibuat untuk
penetapan mikro hemtokrit dengan darah.
d) Ditutup salah satu ujung tabung dengan dempul
e) Dimasukkan tabung kapiler itu kedala sentrifus khusus dengan kecepatan
16000
rpm selama 3-5 menit
f) Dibaca hasil hematocrit dengan menggunakan alat hematocrit reader
c. Pasca Analitik
Nilai Rujukan :
Laki-laki : 40-48%
Perempuan : 37-43%
Wanita hamil :30-46%
Anak-anak : 31-45%
Balita : 35-44%
Bayi : 29-54%
Neonatus : 40-68%
3. Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit
a. Pra Analitik
1) Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
2) Persiapan Sampel
Tidak ada persiapan khusus
3) Prinsip Tes
Darah diencerkan menggunakan larutan Turk kemudian dihitung menggunakan
bilik hitung Imptoved Neubauer dengan bantuan mikroskop dalam 4 kotak
besar. Jumlah sel leukosit dihitung dengan menggunakan faktor perhitungan
yang telah ditentukan.
4) Alat dan Bahan
a) Alat
Mikroskop
Pipet thoma
Tabung reaksi
Mikropipet
Kamar hitung Improved Neubauer
b) Bahan
Sampel darah vena/kapiler
Deck glass
Larutan Turk
Blue tip
Yellow tip
b. Analitik
1) Cara Kerja
Metode Pipet Thoma
a) Dipipet darah menggunakan pipet thoma sampai tepat pada angka 0,5
b) Dibersihkan sisa darah yang menempel pada ujung pipet menggunakan
tissue
c) Dipipet larutan turk dengan pipet thomat sampai angka 11
d) Dilepas selang penghisap dan tutup kedua ujung pipet thoma menggunakan
jari tangan
e) Dihomogenkan larutan dalam pipet dengan cara mengocok secara perlahan
pipet beberapa kali
f) Didiamkan pipet kurang lebih 3 menit agar sel leukosit terwarnai
g) Dibuang larutan 3-4 tetes sebelum memasukkannya kedalam improved
neubauer
Metode Tabung
a) Sipipet 200 μl larutan turk kedalam tabung reaksi
b) Ditambahkan darah sebanyak 10 μl dan homogenkan
c) Didiamkan selam akurang lebih 3 menit agar sel leukosit terwarnai
Mengisi Kamar Hitung Improved Neubauer
a) Sibersihkan kamar hitung dengan tissue
b) Dipasang deck glass pada kamar hitung
c) Diletakkan pipet thoma untuk metode pipet thoma dan pipet tetes untu
metode tabung pada bagian tepi kaca penutup
d) Diteteskan campuran turk dan darah secara perlahan
e) Biarkan larutan tersebut mengalir dengan gaya kapilaritasnya sampai
memenuhi bagian dari kamar hitung
f) Diamkan beberapa menit agar sel mengendap
Pembacaan
a) Diposisikan meja mikroskop pada posisi paling rendah dan tutup
kondensor
b) Diletakkan kamar hitung pada meja mikroskop
c) Gunakan perbesaran 40x10 (40 lensa objektid dan 10 lensa okuler) untuk
menghitung jumlah leukosit
d) Sel leukosit dihitung pada 4 kotak besar ada bagian pojok kamar hitung
c. Pasca Analitik
Nilai Rujukan :
L/P = 4.000-10.000 per mm3
4. Pemeriksaan Laju Endap Darah
a. Pra Analitik
1) Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
2) Persiapan Sampel
Tidak ada persiapan khusus
3) Prinsip Tes
Kecepatan endap darah atau laju endap darah adalah mengukur kecepatan
sedimentasi sel eritrosit di dalam plasma. Satuannya mm/jam. Proses
pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan
darah ke dalam tabung khusus selama satu jam. Makin banyak sel darah merah
yang mengendap maka makin tinggi laju endap darahnya.
4) Alat dan Bahan
a) Alat
Tabung reaksi
Pipet westergreen
Rak westergreen.
b) Bahan
Sampel darah vena
Larutan Natrium Citrat 3,8%.
b. Analitik
1) Cara Kerja
a) Dipipet Natrium Citrat 3,8% sebanyak 0,4 ml dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi
b) Dipipet darah sebanyak 1,6 ml dan homogenkan dengan larutan Natrium
Citrat 3,8%
c) Dipipet larutan tersebut menggunakan pipet westergreen sampai angka 0
d) Diletakkan pipet westergreen pad arak westergreen dengan posisi tegak
lurus dan posisikan skala angka pada pipet menghadap ke depan untuk
memudahkan pembacaan hasil
c. Pasca Analitik
Nilai Rujukan :
Laki-laki : 0-10 mm/jam
Perempuan : 0-15 mm/jam
5. Pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit
a. Pra Analitik
1) Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
2) Persiapan Sampel
Tidak ada persiapan khusus
3) Prinsip Tes
Setetes darah dibuat apusan ditas objeck glass lalu diwarnai dengan giemsa
kemudian diperiksa dibawah mikroskop dan dihitung dalam 100 jenis sel
leukosit, jumlah jenis sel leukosit dinyatakan dalam persen (%).
4) Alat dan Bahan
a) Alat
Mikroskop
Objeck glass
Kaca pendorong (spreader)
Pipet tetes
Rak pewarna
b) Bahan
Sampel darah
Giemsa stock
Methanol absolute
Minyak Imersi
b. Analitik
1) Cara Kerja
Membuat Apusan Darah
a) Siapkan objeck glass yang bersih dan kering
b) Teteskan darah pada bagian ujung kanan
c) Terik mundur spreader sampai menyentuh tetesan darah, membentuk sudut
25-30 derajat
d) Dorong spreader kearah kiri
e) Apusan yang bagus berbentuk seperti lidah kucing, halus dan rata dengan
ujung apusan tidak pecah/robek
f) Keringkan apusan
Pewarnaan
a) Fiksasi apusan dengan metahanol absolute selama 2-3 menit
b) Genangi dengan pewarna giemsa yang sudah diencerkan (1 bagian giemsa
stock dengan 9 bagian aquadest) selama 10-15 menit
c) Buang zat warna dan bilas pada air mengalir
d) Keringkan
Pembacaan
a) Letakkan apusan pada meja benda mikroskop
b) Atur pencahayaan sesuai dengan perbesaran yang digunakan
c) Periksa dengan menggunakan perbesaran 100x10 (objektif 100x dan okuler
10x) dengan bantuan oil imersi atau 40x10 (objektif 40x dan okuler 10x)
d) Hitung jenis leukosi dalam 100 jenis sel
e) Laporkan hasil dengan satuan persen (%)
c. Pasca Analitik
Nilai Rujukan :
Eosinophil : 1-3%
Basofil : 0-1%
N. Batang : 2-6%
N. Segmen : 50-70%
Limfosit : 20-40%
Monosit : 2-8%
6. Pemeriksaan Hitung Jumlah Eritrosit
a. Pra Analitik
1) Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
2) Persiapan Sampel
Tidak ada persiapan khusus
3) Prinsip Tes
Darah diencerkan dengan larutan Hayem kemudian dibaca menggunakan
kamar hitung improved neubauer dibawah mikroskop dengan perbesaran 40x10
(40 lensa objektf dan 10 lensa okuler) dalam 5 kotak sedang bagian tengah
4) Alat dan Bahan
a) Alat
Mikroskop
Pipet thoma
Mikropipet
Kamar hitung improved neubauer
Pipet tetes
Tabung reaksi.
b) Bahan
Sampel darah vena
Larutan hayem
Tissue
Deck glass
Blue tip
Yellow tip
b. Analitik
1) Cara Kerja
Metode Pipet Thoma
a) Dipipet darah menggunakan pipet thoma sampai tepat pada angka 0,5
b) Dibersihkan sisa darah yang menempel pada ujung pipet menggunakan
tissue
c) Dipipet larutan hayem dengan pipet thoma sampai angka 101
d) Dilepas selang penghisap dan tutup kedua ujung pipet thoma menggunakan
jari tangan
e) Dihomogenkan larutan dalam pipet dengan cara mengocok secara perlahan
pipet beberapa kali
f) Didiamkan pipet kurang lebih 3 menit agar sel eritrosit terwarnai
g) Dibuang larutan 3-4 tetes sebelum memasukkannya kedalam improved
neubauer
Metode Tabung
a) Sipipet 200 μl larutan hayem kedalam tabung reaksi
b) Ditambahkan darah sebanyak 10 μl dan homogenkan
c) Didiamkan selam akurang lebih 3 menit agar sel eritrosit terwarnai
Mengisi Kamar Hitung Improved Neubauer
a) Dibersihkan kamar hitung dengan tissue
b) Dipasang deck glass pada kamar hitung
c) Diletakkan pipet thoma untuk metode pipet thoma dan pipet tetes untu
metode tabung pada bagian tepi kaca penutup
d) Diteteskan campuran hayem dan darah secara perlahan
e) Biarkan larutan tersebut mengalir dengan gaya kapilaritasnya sampai
memenuhi bagian dari kamar hitung
f) Diamkan beberapa menit agar sel mengendap
Pembacaan
a) Diposisikan meja mikroskop pada posisi paling rendah dan tutup
kondensor
b) Diletakkan kamar hitung pada meja mikroskop
c) Gunakan perbesaran 40x10 untuk menghitung jumlah eritrosit
d) Sel eritrosit dihitung pada 5 kotak sedang.
c. Pasca Analitik
Nilai Rujukan :
Laki-laki : 4,5-5,5 juta/mm3
Perempuan : 4-5 juta/mm3
7. Pemeriksaan Hitung Jumlah Trombosit
a. Pra Analitik
1) Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus
2) Perispan sampel
Tidak ada persiapan khusus
3) Prinsip tes
Darah diencerkan dengan larutan yang mengandung Brilliant Cresyl Blue yang
akan mengecat trombosit menjadi berwarna gak biru muda. Kemudian
trombositnya dihitung dengan menggunakan kamar hitung.
4) Alat dan bahan
a) Alat
Haemocytometer
Mikroskop
Cawan petri
Gelas kimia
Pipet tetes
Rak tabung
Tourniquet
b) Bahan
Darah vena
Larutan rees ecker
Tabung EDTA
Spoit 3 cc
Alkohol 70%
Plester
Kapas
Tissue
b. Analitik
a) Cara kerja
b) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
c) Diambil darah vena dengan spoit 3 cc
d) Dihisap larutan rees ecker kedalam pipet eritrosit sampai garis tanda 1 dan buang
lagi cairan itu
e) Dihisap darah sampai tanda 0,5 dan larutan rees ecker sampai tanda 101.
Segeralah kocok secara horizontal selama 3 menit
f) Diambil kamar hitung improved neubauer yang bersih, letakkan kamar hitung
ini dengan kaca penutup terpasang mendatar diatasnya
g) Dikocok kembali pipet yang diisi tadi kemudian buanglah 4-5 tetes pertama dan
segera sentuhkan ujung pipet dengan sudut 30 derajat pada permukaan kamar
hitung dan menyinggung pinggir kaca penutup, biarkan kamar hitung terisi
secara perlahan dengan sendirinya
h) Diinkubasi kamar hitung yang terisi tadi didalam cawan petri selama 10 menit
agar sel trombosit dapat mengendap
Dihitung jumlah trombosit dibawah mikroskop dengan perbesaran lensa objektif
40x dan hitung pada 5 bidang sedang
A
c. Pasca Analitik
Nilai Rujukan :
P/L = 150.000 – 450.000 /μl darah
Tes Diagnostik
1. Tes Apusan Darah Tepi
a. Pra Analitik
1) Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
2) Persiapan Sampel
Tidak ada persiapan khusus
3) Prinsip Tes
Suatu apusan tipis dibuat dengan meletakkan setes (kecil saja) darah pada kaca
objek, diratakan sedemikian sehingga terbentuk apusan yang tipis (hanya
selapis), selanjutnya apusan darah tipis tersebut dipulas dengan pewarna
giemsa.
4) Alat dan Bahan
a) Alat
Mikroskop
Objeck glass
Kaca pendorong (spreader)
Pipet tetes
Rak pewarna
Timer
b) Bahan
Sampel darah
Giemsa stock
Methanol absolute
Minyak Imersi
b. Analitik
1) Cara Kerja
Pembuatan Apusan
a) Pegang ujung jari tangan pasien dan sentuhkan sedikit pada salah satu
ujung kaca objek, darah yang diperlukan cukup setetes saja, kira-kira
dengan diameter 4 mm (Gbr 9.65)
b) Gunakan satu tangan untuk ,e,egang kac aobjek, sementara tangan satunya
memegang keca-pengapus yang diposisikan tepat didepan tetesan darah
pada kaca objek (Gbr 9.66)
c) Geser mundur kaca pengapus tersebut hingga menyentuh tetesan darah
(Gbr 9.67)
d) Biarkan darah menyebar di sepanjang tepi kaca pengapus (Gbr 9.68)
e) Geser kaca pengapus sampai ujung kaca objek, lakukan dalam satu gerakan
mantap (Gbr 9.69) tetesan darah harus sudah habis sebelum mencapai
ujung kaca objek). Penggeseran ini harus dilakukan lebih cepat sewaktu
membuat apusan darah pasien dengan anemia
f) Apusan yang bagus akan tampak seperti pada gambar 9.70 (a).
g) Keringkan apusan
Pewarnaan
a) Fiksasi apusan dengan metahanol absolute selama 2-3 menit
b) Genangi dengan pewarna giemsa yang sudah diencerkan (1 bagian giemsa
stock dengan 9 bagian aquadest selama 10-15 menit
c) Buang zat warna dan bilas pada air mengalir
d) Keringkan
c. Pasca Analitik
Nilai Rujukan :
Apusan yang baik memiliki ciri-ciri:
Tidak boleh terdapat garis-garis yang melewati atau berada dibawah apusan
Ujung apusan harus halus dan rata, tidak kasar (bergerigi) dan bergaris-garis
Apusan tidak bleh terlalu panjang
Apusan tidak boleh terlalu tebal
Apusan tidak boleh tampank berlubang-lubang (apusan bisa tampak
berlubang-lubang karena kaca objek yang dipakai berminyak)
Apusan yang bagus berbentuk seperti lidah kucing, halus dan rata dengan
ujung apusan tidak pecah/robek
2. Tes Hitung Retikulosit
a. Pra Analitik
1) Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
2) Persiapan Sampel
Tidak ada persiapan khusus
3) Prinsip Tes
Granula-granula yang halus pad aretikulosit dapat diwarnai dengan biru kresil.
Apusan darah dipulas dengan pewarna ni dan sejumlah eritorsit diamati
dibawah mikrosko. Melalui pemeriksaan mikroskopik ini, ditentukan jumlah
retikulosit per liter darah atau proporsi retikulosit terhadap eritrosit.
4) Alat dan Bahan
a) Alat
Mikroskop
Kaca objek
Kaca pengapus
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Corong
Dua pipet pasteur, dengan karet pengisapnya
Tally counter (manual)
Pipet tetes
b) Bahan
Sampel darah kapile/vena EDTA
Kertas saring
Larutan cresyl blue jenuh
b. Analitik
1) Cara Kerja
a) Masukan sedikit larutan cresyl blue kadalam tabung reaksi melalui corong
(disaring). Dengan pipet, ambil sedikit larutan cresyl blue yang sudah
disaring dan masukkan dua tetes pada dasar tabung reaksi yang lain (Gbr
9.108)
b) Dengan pipet Pasteur, isap beberapa tetes darah kapiler (Gbr 9.109) atau
bisa juga memakai darah vena, yang diberi antikoagulan dan sudah
tercampur rata
c) Masukkan dua tetes darah kedalam tabung yang berisi larutan cresyl blue
tadi
d) Kocok tabung pelan-pelan untuk menghomogenkan larutan yang ada
didalamnya. Pipet setets larutan tersebut dan pindahkan ke kaca objek
untuk membuat apusan
e) Dengan kaca pengapus, buat apusan tipis dari tetesan tersebut, kemudian
diamkan apusan hingga kering.
f) Periksa apusan dengan objekti 100x, memakai minya imersi. Amati bagian
ujung apusan tempat eritrosit-eritrosit terpisah satu sama lain; eritorsit akan
tampak berwarna biru pucat. Periksa minimal 100 eritrosit, hitung dengan
teliti jumlah eritrosit total dan jumlah retikulosit yang ditemukan di
antaranya.
Perhitungan
Untuk menghitung konsentrasi jumlah retikulosit, kita harus terlebih dulu
menentukan konsentrasi jumlah eritrosit total. Kalau C adalah konsentrasi
jumlah eritrosit total dan n adalah jumlah retikulosit yang ditemukan diantara
500 eritrosit, konsentrasi jmlah retikulosit adalah C x 2n x 109/l.
c. Pasca Analitik
Nilai Rujukan :
Tabel interpretasi hasil konsentrasi jumlah retikulosit dan fraksi jumlah
retikulosit berdasarkan kelompok usia:
4. Tes Coomb’s (Direct Aglutimation)
a. Pra Analitik
1) Persiapan pasien
Tidak adapersiapan khusus
2) Persipan sampel
Terlebh dahulu harus mengetahui jenis golongan darah serta Rhesus darah
pasien yang akan diperiksa
3) Prinsip tes
Anti Human Globulin (AHG) yang diperoleh dari immunized non human
species berikatan dengan IgG atau komplemen yang bebas pada serum atau
yang melekat pada antigen sel darah merah. Antigen yang sudah coated dengan
antibody inn vivo + anti human globulin membentuk aglutinasi.
4) Alat dan bahan
a) Alat
Tabung reaksi
Beaker glass
Sentrifus
Pipet tetes
Tissue
b) Bahan
NaCl 0,9%
Sampel darah
Aquadest
AHG (Anti Human Globulin)
b. Analitik
1) Cara kerja
a) Sampling darah vena 3 cc dengan antikoagulan EDTA
b) Sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit
c) Pisahkan sel bekuan dengan plasma
d) Dicuci sel sebanyak 3x dengan larutan saline
7. Tes Kadar Asam Folat/Vitamin B12 Plasma
a. Pra Analitik
1) Persiapan pasien
Untuk kadar asam folat pasien dianjurkan puasa 12 jam. Untuk kadar vitamin
B12 plasma tidak ada persiapan khusus
2) Persiapan sampel
Serum dan plasma heparin
3) Prinsip tes
Menggunakan derivate dari luminol dengan peroksida dan H2O2 (atau sistem
enzimatik lainnya yang menghasilkan H2O2 seperti oksidasie glukosa atau
uricase) ditambah penambah (turunan dari fenol, sperti piodofenol), yang
meningkatkan emisi cahaya samapai 2.800 kali.
4) Alat dan bahan
a) Alat
Mikropipet
Sentrifuge
Microplate reader set
b) Bahan
Serum/plasma
Tabung EDTA
Larutan Biotin antibody
Tip
b. Analitik
1) Cara kerja
a) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b) Darah vena yang telah diperoleh kemudian dimasukkan kedalam tabung
yang menggunakan EDTA
c) Untuk endapatkan plasma, darah disentrifuge selama 15 menit dengan
kecepatan 100 x g pada suhu 2-8 derajat C dalam waktu 30 m3nit
d) Dipipet plasma dalam control sebanyak 50μL, dipipet kedalam microplate.
Segera tambahkan well microplate masing-masing dengan 50μL larutan
biotin antibody
e) Inkubasi selama 45 menit pada suhu 37 derajat C kemudian homogenkan
hingga terlihat seragam
f) Setiap well dicuci 3 kali dalam wadah buffr sebanyak 350μL, lalu buang
cairan dalam well, masing-masing well ditentukan segera dengan
menggunakan microplate reader set pada panjang gelombang 450 nm.
c. Pasca Analitik
Nilai rujukan : 300-300 mcg/hari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar